Minggu, 19 Juni 2011

Manusia dan lingkungan

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan-aturan Tuhan.
Lingkungan merupakan suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupan dan memilki karakter seta fungsi yang khas.
Relasi manusia dan lingkungan adalah hubungan yang timabal balik dna simbiosis mutualisme. Manusia membutuhkan alam untuk kehidupannya dan alam juga membutuhkan manusia untuk pelestariannya.
Manusia memang dijadikan oleh Allah sebagai khalifah atau pengganti atau yang menggantikan. Allah menjelaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah (30) yang artinya “Dan ketika Tuhanmu berkata kepada malaikat, sesungguhnya aku akan menciptakan khalifah di bumi”.
Dalam konsepsi isalm, maka terdapat dua fungsi manusia dalam kehidupannya, yaitu:
1. Sebagai abdun atau hamba Allah.
2. Sebagai khalifah atau wakil Allah di bumi.

Manusia dan pandangan hidup

Pandangan hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia.
Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Berdasarkan asalnya pandangan hidup dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa ideologi, yang disesuaikan dengan norma yang terdapat pada negara tersebut.
Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya
Sumber pandangan hidup
1. Agama (Islam memiliki kebenaran mutlak)
2. Nilai-nilai budaya suatu bangsa
3. Pancasila
Hasil renungan seseorang hingga menjadi ajaran etika untuk hidup
Pandangan Hidup Muslim
Pedoman hidup : Al-Quran dan Sunnah
Dasar hidup : Islam
Tuntutan hidup :
arahnya , ada yang vertikal → kerelaan ke Allah (Q.S.2:207), horizontal → ke bagian dunia dan akhirat (Q.S. 2:201) dan menjadi rahmat bagi segenap alam.
Ideologi
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung sebuah organisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi.
Jika organisasi itu organisasi politik, ideologinya disebut ideologi politik.
Jika organisasi itu negara, ideologinya disebut ideologi negara.
Unsur-unsur dasar pada pandangan hidup, yaitu :
Cita-cita
Cita-cita menurut definisi adalah keinginan, harapan, atau tujuan yang selalu ada dalam pikiran.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam hati. Cita-cita yang merupakan bagian atau salah satu unsur dari pandangan hidup manusia, yaitu sesuatu yang ingin digapai oleh manusia melalui usaha. Sesuatu bisa disebut dengan cita-cita apabila telah terjadi usaha untuk mewujudkan sesuatu yang dianggap cita-cita itu.
KEBAJIKAN
Kebajikanatau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Dia adalah seorang individu yang utuh, terdiri atas jiwa dan raga. Dia memiliki hati yang pada hakikatnya lagi, memihak pada kebenaran dan selalu mengeluarkan pendapat sendiri tentang pribadinya, perasaannya, cita-citanya, dan hal-hal lainnya.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari 3 segi, yaitu :
Manusia sebagai pribadi.
Manusia sebagai anggota masyarakat atau makhluk sosial.
Manusia sebagai makhluk Tuhan.
USAHA
Usaha atau perjuangan adalah bentuk kerja keras untuk mewujudkan tujuan atau cita-cita.
Tanpa adanya usaha, hidup manusia tak ada artinya. Manusia diciptakan berakal dan berindra, di mana apa yang dititipkan-Nya harus dipotensialkan sesuai kemampuannya.
KEYAKINAN atau KEPERCAYAAN
Keyakinan atau kepercayaan berasal dari akal atau kekuasaan Tuhan.
Manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda dalam meraih tujuan atau cita-cita masing-masing. Pandangan hidup ini mau tidak mau akan menjadi pedoman untuk mengantarkan mereka pada tujuan atau cita-cita tersebut.
Maka yang sebaiknya dilakukan manusia adalah memikirkan, merancang, atau menentukan langkah- langkah berpandangan hidup yang baik.

Manusia dan peradaban

manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab dalam perkembanganya bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban. Peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu pada suatu masyarakat yang tercermin dalam tingkat intelektual,keindahan,teknologi, dan spiritual dan pada waktu [erkembangan kebudayaan mencapai puncaknya maka akan terwujud unsur-unsur kebudayaan yang halus,indah,tinggi,sopan,luhur dan sebagainya. maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut telah memiliki peradaban yang tinggi. Sehingga jika manusia sebagai makhluk beradab dan dalam perkembangannya jatuh dalam perilaku kebiadaban itu dikarenakan unsur-unsur diatas telah mulai pudar atau bahkan hilang.
peradaban adlah kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu pada suatu masyarakat, yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, dan spiritual.

Istilah peradaban dalam bahasa inggris disebut sebagai civilization. Istilah ini sering di pakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud: unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, luhur , dsb. Sehingga istilah peradaban sering di pakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti kesenian , ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan.
Peradaban memiliki kaitan erat dengan kebudayaan karena pada hakikatnya kebudayaan adlah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia.

Kemampuan cipta, manusia menghasilkan pengetahuan.
Kemampuan ras manusia melalui alat-alat inderanya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian.
Kemampuan karsa manusia, menghendaki kesempurnaan hidup, kenuliaan dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hisup manusia untuk memnuhi kebutuhannya.
Hasil atau produk kebudayaan manusia inilah yang menghasilkan peradaban.
Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh:kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan dan tingkat pendidikan.
Manusia sebagai makhluk beradab dan masyarakat adab. Manusia adalah makhluk yang beradab sebab dianugerahi harkat, martabat sserta potensi kemanusiaan yang tinggi. Dalam perkembangannya manusia bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa, karsa yang dimilikinya, manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiaannya.

Manusia dan cinta kasih

1. Manusia dan keadilan
Keadilan adalah keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban.
Keadilan juga dapt diartikan:
1. Kesdaran adanya hak yang sama bagi setiap warga negara.
2. Kesadran adanya kewajiban yang sama bagi setiap warga negara.
3. Hak dan kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran yang merata.
Aristoteles: keadialn adalah kelayakan dalam tindakan manusia, kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Plato: diproyeksiakn pada orang yang adil adalh orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dkendalikan oleh akal.
Macam-macam keadilan
- Menurut sumbernya:
Keadilan individual: keadilan yang bergantung pada kehendaka baik atau kehendak buruk masing-masing individu.
Keadilan sosial: keadilan yang pelaksanaannya bergantung pada struktur-struktur itu terdapat dalam bidang polotik, ekonomi, sosial budaya dan ideologi.
- Menurut jenisnya:
Keadilan legal (keadilan moral), terwujud bila setiap anggota dalam masyarakat melakukan fungsinya dengan baik menurut kemampuannya.
Keadilan distributif, terwujud apabila hal-hal yang sama diperalkuakn secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama.
Keadilan kumulatif, terwujud apabila tindakannya tidak bercorak akstrem sehingga merusak atau menghancurkan petalian di dalm masyarakat, sehingga masyarakat menjadi tidak tertib.
Ciri ciri nilai keadilan:
1. Tidak memihak
2. Sama hak
3. Sah menurut hukum
4. Layak dan wajar
5. Benar secara moral
Akibat ketidak adilan,
1. Kehancuran baik bagi dirinya, keluarganya, perusahaannya, masyarakat, bangsa dan negaranya.
2. Terciptanya kezaliman, keadaan yang tidak lagi menghargai dan menghormati hak orang lain. Dan sewenang-wenang merampas hak orang lain demi keserakahan dan kepuasan nafsu.
Bagaimana agar tteercipta keadilan dan bersifat adil:
1. Adanya tekad bahwa hanya dengan keadilan hidup akan berkah.
2. Berlaku adil pada siapa pun hidup akan sukses.
3. Cari ilmu suapya mengetahui,
Hak dan kewajibannnya aturan hidup yang lurus dan benar.
Tahu hak Allah, diri, orang tua umat dan keluarga.
Orang yang kurang berilmu agama cenderung mudah berbuat zalim.
Tidak tahu batasan benar dan salah mengikuti hawa nafsu.
4. Berusaha menyelesaikan masalh dengan data dan informasi yang benar dan akurat.
5. Menjadikan keadilan sebagai kunci kebahagiaan, keselamatan, kesuksesan dan kemuliaan dalam hidup.

clonning

Jika IPTEK tanpa dilandasi nilai etis dan religious maka akan terjadi penyalahgunaan IPTEK tersebut. Misalnya terjadi pada kasus cloning di bidang BIOTEKNOLOGI. Cloning bertujuan untuk menghasilkan keturunan yang unggul, dalam hal ini tujuan mula dari cloning adalah diperuntukan untuk jenis flora dan fauna, namun belakangan ini cloning sudah mulai dipergunakan dan dipraktekan pada manusia. Perkembangan IPTEK adalah sebuah fenomena dan fakta yang jelas dan pasti terjadi sebagai sebuah proses yang berlangsung secaraterus-menerus bagi kehidupan global yang juga tidak mengenal istilah berhenti, hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Ibnu Khaldun dalam mukaddimahnya “Tidak ada masyarakat manusia yang tidak berubah” dengan demikian dalam merespon perkembangan IPTEK, menghentikan jalannya perubahan merupakan pekerjaan mustahil. Rekayasa genetika khususnya masalah kloning manusia akhir ini mengalami perkembangan yang cukup drastis dan meminta perhatian yang cukup serius dikalangan umat terutama kaum muslim, sebab selain kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan dan member manfaat bagi kelangsungan hidup manusia dan lingkungannya, juga memunculkan persoalan-persoaln mendasar yang perlu dicermati lebih serius guna mengawal perkembangan bioteknologi di masa mendatang. Melalui rekayasa genetika dan produk-produk yang dihasilkannya telah menantang gagasan-gagasan tradisional mengenai hakekat kehidupan dan memunculkan berbagai persoalan, pertanyaanpertanyaan etis, dan tingkat kekhawatiran manusia yang sangat mencemaskan terhadap seluruh perkembangan dan hasil yang dibawah oleh rekayasa genetika tersebut. Salah satu dari perkembangan IPTEK dewasa ini adalah Rekayasa genetika dalam berbagai proses dan produknya yang akhirakhir ini mengalami perkembangan yang cukup drastis dan meminta perhatian serius. Melalui rekayasa genetika (kloning manusia) telah memunculkan berbagai problem, pertanyaan-pertanyaan etis, serta tingkat kekhawatiran manusia yang sangat mencemaskan terhadap seluruh perkembangannya. Upaya penerapan kloning pada manusia telah menimbulkan reaksi pro dan kontra dari berbagai kalangan dan berbagai pandangan yang dikeluarkan sama-sama memiliki argumen yang cukup kuat. Sehingga kloning pada manusia benar-benar dalam posisi yang sangat dilematis dan bagaimanakah Islam menjawab permasalahan ini. Apabila kiat mencermati, awal sampai akhir proses kloning, tentu hal ini akan menimbulkan problem yang sangat besar ketika kloning diterapkan pada manusia,walaupun di sisi lain juga ada beberapa manfaat. Seperti yang kita ketahui manusia sebagai makhluk biologis maka laki-laki memerlukan perempuan ataupun sebaliknya. Dalam kehidupan ini seseorang dapat memperoleh keturunan dari hubungan laki-laki dan perempuan yang telah diatur oleh hukum Allah yaitu adanya akad perkawinan yang mana di harapkan dapat menghasilkan keturunan yang baik dan mempunyai nasab dan diterima secara baik di masyarakat. Namun akan berbeda ketika
kloning manusia benar-benar di lakukan. Kita tidak akan lagi mengenal hubungan semacam itu karena seseorang dapat memiliki anak sesuai dengan keinginannya tanpa melakukan hubungan dengan seorang laki-laki.

Dalam Islam kloning dapat menimbulkan akibat yang fatal apabila hal ini dilakukan terhadap manusia yaitu mulai dari perkawinan, nasab dan pembagian warisan dan tentu hal ini akan keluar dari jalur Islam. Misalnya seorang laki-laki yang menikahdengan perempuan yang keduanya masing-masing mempunyai kekembaran identik, tentu hal ini akan dapat membuat bingung mereka semuanya, dan bila hal ini sudah terjadi ditengah masyarakat, pasti orang akan mengalami kesulitan mengenali apakah orang itu bersama-sama dengan isterinya atau dengan kembaranya atau dengan sebaliknya tidaklah mustahil apabila semisal masalah ini benar-benar terjadi, dekadensi moral dan kehancuran dunia akan terwujud selain itu sederetan masalah kewarisan, perwalian, dan lain-lainnya akan menunggu di depan. Seperti dalam bahasa kaidah fiqh dinyatakan :“Menghindari madhlarat (bahaya) harus di dahulukan atas mencari kebaikan atau maslahah”. Dari sudut pertimbangan moral bahwa berbagai macam risetatau penelitian hendaknya selalu dikaitkan dengan Tuhan, karena riset dengan tujuan apapun tanpa dikaitkan dengan Tuhan tentu akan menimbulkan resiko, meskipun manusia di muka bumi adalah sebagai khalifah, namun dalam mengekpresikan dan mengaktualisasikan kebesaran kreatifitasnya tersebut seyogyanya tetap mengacu pada pertimbangan moral dalam agama.

Proses kejadian manusia tanpa proses pembuahan sperma lakilaki adalah tanda dari kekuasaan Tuhan. Perkembangan ilmu dan teknologi merupakan konskuensi logis dari konsep ilmu dalam al-Qur’an yang mengatakan hakekat ilmu adalah menemukan sesuatu yang baru bagi masyarakat dari hal yang tidak tahu menjadi tahu seperti dalam firman Allah:
Sebagaimana kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu al-kitab dan hikmah serta mengajarkan kepada kamu apaapa yang belum kamu ketahui.

Seluruh ilmu bisa diterima, namun harus dilihat manfaat dan madharatnya seperti halnya kloning yang menimbulkan pro dan kontra. Tim bahsul masa’il Nahdhatul Ulama’ menjawab seputar masalah kloning gen pada tanaman, hewan dan manusia. Pemanfaatan teknologi pada tanaman diperbolehkan, karena hajat manusia untuk kemaslahatannya. Kloning gen pada hewan di perbolehkan dengan catatan; dengan hewan yang halal di makan, tidak menimbulkan takdzib (penyiksaan), tidak melakukan penyilangan antar hewan yang haram dengan yang halal Adapun kloning pada gen manusia menurut etika dan hukum agama tidak dibenarkan (haram) serta harus dicegah sedini mungkin.12
Hal ini karena akan menimbulkan masalah baru dan madharat yang lebih besar, diantaranya; Pertama, tidak mengikuti sunah Rasul, karena Rasul menganjurkan untuk menikah. Dan barang siapa tidak mengikuti sunah rasul berarti tidak termasuk golongan Rasulallah.

Kedua, tidak mungikuti ajaran kedokteran Nabi, karena mereka tidak melakukan hubungan seksual. Ketiga, bagi kaum laki-laki yang tidak beristeri bisa menimbulkan gangguan yang tidak diharapkan seperti hal syahwatnya menjadi lemah, menimbulkan kesedihan dan kemuraman. Gerak tubuhnya menjadi kaku dan bagi kaum wanita badannya menjadi dingin (frigiditis). Keempat, ada kecenderungan melakukan onani (masturbasi) atau berzina yang sangat dilarang oleh Islam. Kelima, tidak bisa memanfaatkan kegembiraan dan kelezatan dalam hubungan seksual.

Kloning terhadap manusia banyak melahirkan persoalan bagi kehidupan manusia, terutama dari sisi etika dan persoalan keagamaan serta keyakinan, namun di sisi lain adapula beberapa manfaatnya. Berikut ini beberapa manfaat kloning, khusus dalam bidang medis. Beberapa diantara keuntungan terapeutik dari teknologi kloning
adalah sebagai berikut:

1. Kloning manusia memungkinkan banyak pasangan tidak subur
untuk mendapatkan anak.
2. Organ manusia dapat dikloning secara selektif untuk dapat
dimanfaatkan sebagai organ pengganti bagi pemilik sel organ itu
sendiri, sehingga dapat meminimalisir resiko penolakan.
3. Sel-sel dapat dikloning dan diregenerasi untuk menggantikan
jaringan-jaringan tubuh yang rusak, contohnya urat saraf serta
jaringan otot.
4. Teknologi kloninng memungkinkan para ilmuan medis untuk
menghidupkan dan mematikan sel-sel, dengan demikian
teknologi dapat digunakan untuk mengatasi kanker.
5. Teknologi kloning memungkinkan dilakukannya pengujian dan
penyembuhan penyakit-penyakit keturunan.

Solusi untuk memecahkan masalah ini yaitu kita harus kembali pada jalan yang benar yaitu mengikuti apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangan-Nya serta senantiasa menerima semua takdirnya dan selalu bersyukur atas segala apa yang kita peroleh.

Modernisasi, globalisasi dan universalisme.

Modernisasi ditandai dengan adanya keinginan akan adanya suatu perubahan (perubahn menuju arah yang lebih baik).
Menurut Wilbert E. Moore
Modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersam yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menajdi ciri negara barat yang stabil.
Modernisasi merupakan proses pengangkatan kehidupan. Suasana batin yang lebih baik dan maju dari pada kehidupan sebelumnya suasana kehidupan yang serasid engan kemajuan zaman.
Cerminan kehidupan modern diatndai dengan:
Alam fikiran rasional
Ekonomis
Efektif
Efisien
Menuju kehidupan yang makin produktif.
Globalisasi adalah suatu proses dimana antar individu, antar kelompok dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mempengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara.
Pada dasarnya setiap masyarakat menginginkan perubahan dari keadaan tertentu ke arah dan kehidupan yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan yang lebih maju dan makmur. Keinginan akan adanya suatu perubahan itu adalah awal dari suatu proses modernisasi.
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan bentuk – bentuk interaksi yang lain sehingga batas - batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Peningkatan interaksi melalui perkembangan media massa (terutama televise, film, music dan tranmisi berita dan olahraga internasional). Saat ini kita adapt mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal – hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literature dan makanan.
Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional regional dan lain – lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah mmebawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru tentang globalisasi.

Minggu, 01 Mei 2011

Stratifikasi Sosial

Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratify-cation)adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal(bertingkat). menurut Pitrim A. Sorokin adalah perbedaan penduduk /masyarakat kedalam lapisan - lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).

Ukuran /kriteria yang menonjol atau domninana sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut :
1. ukuran kekayaan (materi atau kebendaan)dapat dijadikan ukuran penmpatan anggota masyarakat kedalam lapisan - lapisan sosial yang ada,barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk kedalam lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya,jika tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan kedalam lapisan yang rendah. kekayaan tersebut dapat dilihat anatara lain pada bentuk tempat, tinngi, benda - benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaian maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
2. kekuasaaan dan wewenangseseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang - orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran - ukuran kekayaan atau kekuasaan. orang - orang yang disegani atau dihormati akan menenmpati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masayarakat , biasanya mereka sangat menghormati orang - orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orangtua ataupun orang - orang yang berperilaku dan berbudi luhur.
4. ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota - anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuann, seseorang yang paling ilmu pengetahuann akan menempatai lapisan tinggi dalam sistem pelapian sosial masyarakat yang bersangkutan. penguasa ilmu pengethaun ini biasanya terdapat dalam gelar - gelar akademik (kesarjanaan)m, atau profesi yang disandang oleh seseorang, mislanya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. namun sering timbul akibat - akibat negatif dari kondisi ini jika gelar - gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara - cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap ijasah palsu dst.

Starifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan masyarkat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalh kepandaian, usia, sistem kekerabata, dan harta dalam batas - batas tertentu.

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal - hal tertentu penghargaan yang tinggi terhjadap hal - hal terntentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal - hal lainnya.

Kepemilikan sesuatu yang dihargai tergantung pada usaha, semangat dan nasib.sesuatu yang dihargai itu berupa ekonomi, harta, kekuasaan, jabatan, ilmu pengetahuan, ilmu agama.

Sifat sistem lapisan masyarakat
1. closed social stratification (membatasi kemungkinan pindahnya lapisan sosial)dalam masyarakat yang mengenal kasta, darah biru dll.
2. open social stratification (ada kesempatan dengan kecakapannya pindah lapisan) kekayaan, kekuasaan, kehormatan, ilmu pengetahuan
a. ada yang sengaja dibuat pelapisan sosial
b. ada yang dengan sendirinya dibuat

Mobilitas sosial (social mobility)
1. gerakan sosial horizontal
2. gerakan sosial vertikal

2.1 gerak sosial climbing (yang naik)
2.2 gerak sosial sinking (yang turun)

Saluran gerak sosial vertikal :
1. angkatan bersenjata
2. lembaga keagamaan
3. sekolah
4. organisasi politik
5. ekonomi]
6. keahlian

Perlunya pelapisan sosial
1. menempatkan individu dalam pelapisan sesuai usaha, ikhtiar, nasib
2. mendorong mereka agar melaksanakan kewajibannya