Sebelum kita mempelajari tentang ilmu sosial budaya dasar, akan lebih baik jika kita melakukan berbagai teknik dan metode agar kita dapat melakukan proses belajar dan pembelajaran yang bermakna. Ketika kita akan memulai suatu proses pembelajaran maka kita perlu menerapkan konsep 5 M yang dapat membantu kita dalam proses belajar tersebut. Adapun 5 M itu diantaranya adalah:
1. Mengetahui
2. Mengerti
3. Memahami
4. Menghayati
5. Mengamalkan (aktualisasi diri)
Dengan menerapkan konsep 5 M tersebut diharapkan kita akan menjadi :
1. Manusia yang unggul (cerdas) secara intelektual
2. Anggun secara moral
3. Kompeten menguasai iptek
4. Memiliki komitmen tinggi untuk berbagai peran sosial
Dengan konsep 5 M diatas, kita sebagai seorang calon sarjana diharapkan memiliki tiga jenis kemampuan diantaranya yaitu :
1. Kemampuan personal/personality, kemampuan kepribadian. Seorang sarjana yang baik tentunya harus ditunjang dengan kepribadian dan tingkah laku yang baik pula, karena seorang sarjana merupakan orang – orang yang terpelajar dan berpendidikan tinggi tentunya kepribadian kita harus sesuai, sehingga kita dapat mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Mulai dari tingkah laku, cara berbicara dan lain sebagainya kita harus mencerminkan orang yang terpelajar kita harus senantian berlaku baik agar pandangan orang lain kepada kita juga akan baik pula. Di masyarakat kita juga perlu sosialisasi yang baik agar kita dapat bermasyarakat dengan baik pula selain itu kita juga harus tahu dan mengerti serta memahami adat istiadat dan kebiasaan di masyarakat kita. Tak lupa kita juga harus mengerti dan memahami tentang nila- nilai agama serta nilai – nilai kenegaraan agar kita menjadi warga negara Indonesia yang seutuhnya.
2. Kemampuan akademik, kemampuan komunikasi ilmiah, lisan dan tulisan, berfikir logis, kritis, sistematik analitik (rasional, empiris, general/umum, sistematis, metodologis, akumulatif). Seorang sarjana pasti memilki tingkat pendidikan yang tinggi, hal ini harus ditunjang oleh kemampuan baik secara akademis maupun kemampuan komunikasi yang baik pula. Rasanya sangat lucu jika seorang sarjana yang pada dasarnya memilki tingkat pendidikan yang baik tidak memilki kemampuan akademik dan kemampuan komunikasi yang baik pula, lalu sebenarnya apa yang dicari dan diperoleh seorang sarjana ynag semacam itu?tentunya kita tidak ingin menjadi sarjana yang demikian karena perjuangan kita selama kita kuliah tidak menghasilkan apa – apa.
3. Kemampuan professional, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya. Arti professional disini dapat diartikan bahwa srjana yang baik harus mampu bertanggung jawab dan mampu melaksanakan profesi yang digelutinya secara baik dan benar, misalnya saja kita mahasiswa STKIP menjadi sarjana pendidikan itu harus mampu melaksanakan tugas kita sebagai seorang pendidik dengan sebaik mungkin tidak hanya ingin memperoleh gajinya saja karena kita tergiur dengan gaji guru yang baik.
Untuk mencapai semua itu tentunya kita harus mengalami sebuah proses dan berusaha keras untuk mewujudkannya. Salah satu bentuk untuk melakukan hal itu kita dapat menentukan stratifikasi sosial yang kita tempati. Adapun stratifikasi social tersebut yaitu :
a. Upper class
b. Middle class
c. Lower class
Sebagai seorang mahasiswa tentunya kita harus yakin bahwa kita berada pada tingkatan upper class, sebab di mata masyarakt umum kita sebagai mahasiswa dipandang sebagai manusia yang berpendidikan tinggi dan berwawasan luas serta mampu bersaing dengan bangsa lain sehingga kita dapat menjadikan bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi makadari itu, kita harus bisa membuktikan bahwa kita memang pantas berada pada tingkatan upper class yang merupakan tingkatan teratas pada stratifikasi sosial.
Berbicara mengenai stratifikasi social maka kita tidak terlepas dari istilah rural community dan urban community. Yang dimaksud rural community adalah kelompok masyarakat yang hidup atau berpikiran seperti orang desa atau orang – orang pelosok dan yang dimaksud urban comunity adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai jalan pikiran yang bersifat hidup modern layaknya orang yang hidup di perkotaan.
Dengan adanya kedua istilah ini maka akan terbentuk sebuah penilaian sosial terhadap masing – masing individu. Orang yang hidup di pedesaan bukan berarti pemikiran atau cara hidup mereka layaknya rural community tapi bisa saja mereka mereka termasuk kelompok urban community, begitupun sebaliknya terjadap masyarakat yang hidup di perkotaan tidak semuanya mereka dapat kita golongkan pada kelompok urban community dengan alasan mereka hidup di perkotaan, tapi bisa saja mereka yang hidup di perkotaan bisa kita kelompokan kedalam rural community. Apalagi dewasa ini di daerah pedesaan kehidupannya sudah mulai maju dan modern. Banyak daerah – daerah pelosok yang sudah dapat kita jangkau dengan memakia kendaraan sehingga banyak orang yang mausk dan lambat laun pengaruh berdatanggannya orang – orang tersebut akan membawa perubahan pada pola pikir masyarakat setempat Karena proses sosialisasi dan pergaulan yang terjadi.
Berbicara mengenai penilaian social dan pergaulan msyarakat, disini akan disebutkan beberapa perbedaan dan persamaan antara manusia barat dan manusia timur.
PERBEDAAN MANUSIA BARAT DAN MANUSIA TIMUR
Manusia Barat
Pengetahuan Mengutamakan akal sebagai alat penalaran dan memperoleh pengetahuan. Abstraksi penting dalam memahami hidup. Pengetahuan berguna untuk menguasai dunia Mengutamakan hati yang merupakan alat pemersatu akal dan intuisi atau intelegensi dan perasaan. Menekankan pada symbol yang sifatnya konkret.
Cita – cita hidup Manusia barat mempunyai sikap aktif, mereka aktor dari kehidupan dan terus berpetualang dalam hidupnya Nilai tertinggi dari hidup datang dari dalam, menerima keadaan, mengumpulkan pengalaman, mengintegrasikan diri dan waktu demi kesempurnaan
Status persona Menghargai hak individu sehingga membentuk pribadi yang percaya diri, terus terang, realistis, dan “berani menjadi” Keberadaan manusia baru berarti apabila ia tidak memisahkan diri dari masyarakat dan berfikir secara social-keloktif
Manusia timur
Pengetahuan berguna untuk menjadi bijaksana dalam menghadapi hidup yang sulit
Sikap terhadap alam Mempunyai motivasi untuk menguasai alam, karena manusia barat berjarak dengan alam. Muncul eksploitasi dan ekspansi Menghormati alam karena menganggap alam dan manusia merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan (holistik) sehingga muncul harmonisasi
Persamaan manusia barat dan manusia timur
1. Mengakui adanya suatu yang absolut yang merupakan sumber dari segala sesuatu.
2. Sama – sama menghadapi pertanyaan dasar tentang manusia dan mempunyai wawasan yang sama tentang dimana manusia dapat menemukan pemenuhannya.
Sekarang kita beralih untuk membicarakan mengenai potret buram generasi saat ini, tapi sebelumnya kita harus tahu bagaimana kondisi remaja di masa Rosululah SAW. Kondisi remaja di masa Rosululah SAW kebanyakan dari mereka menjadi pengikut dan pendakwah islam karena pada masa itu mungkin belum terlalu banyak kebudayaan asing yang masuk dan pergaulan pun masih bisa dikendalikan sebab remaja saat itu lebih mementingkan pada tabligh agama islam. Adapun nama – nama remaja tersebut adalah :
1) Ali bin abi Thalib (8 tahun)
2) Zubair bin Al-Awwam (8 tahun)
3) Thalhah bin ‘Ubaidillah (11 tahun)
4) Arqam bin Abi Al-Arqam (12 tahun)
5) Abdullah bin Mas’ud (14 tahun)
6) Said bin Waqash (17 tahun)
Itu merupakan konsisi remaja di masa Rosululah SAW, lalu bagaimana kondisi remaja kita saat ini? Tentu banyak sekali jawaban yang adapt kita berikan atas pertanyaan ini, namun kebanyakan jawaban kita bersifat negatif karena remaja kite saat ini sudah mulai terpengaruh kebudayaan asing yang kebanyakan tidak sesuai dengan adat ketimuran kita sehingga banyak diantara remaja kita yang terjerumus ke alam dan pergaulan yang kurang baik. Kita bisa lihat bahwa dewasa ini di kalangan remaja sering sekali terjadi tawuran baik di tingkat SMA sampai tingkat perguruan tinggi, bahkan ada diantaranya yang tawuran satu universitas antatar fakultas.
Jika kita telisik penyebab dari adanya tawuran ini tidaklah begitu rumit kebanyakan hanya salah paham saja yang berujung bentrokan. Salah satu pemicu adanya tawuran ini adalah terbentuknya sebuah geng motor yang sedang tenar di kalangan remaja. Terbentuknya geng motor ini kebanyakan membawa dampak negative bagi remaja karena tak jarang terjadi bentrok antar sesama geng motor hingga berujung pada kematian dan meresahkan banyak warga. Tak hanya disini remaja kita saat ini pun banyak yang putus sekolah karena berbagai alasan mislanya alas an ekonomi karena biaya pendidikan di negara kita ini sebenarnya sangatlah mahal sehingga banyak anak yang putus sekolah akibatnya anak – anak tersebut menjadi gelandangan dan anak jalanan di daerah perkotaan. Karena kurangnya pembinaan tak jarang dari mereka yang bersikap brutal bahkan ada yang nekad sampai mencuri dll. Selain itu banyak remaja kite yang terjerat kasus kriminal seperti penyalahgunaan narkotika dan minuman keras bahkan pengerdar ganja. Bahkan dewasa ini sering sekali terjadi pelecehan terhadap kaum hawa seperti pemerkosaan dll.
Lalu mengapa semua ini bisa terjadi? Sebenarnya kondisi ini harus menjadi tanggung jawab kite semua karena remaja merupakan generasi penerus bangsa kita di masa depan, jika keadaan remajanya seperti ini apa kata dunia???jika kita telusuri sebenarnya yang menjadi akar dari permasalahan ini adalah masalah moral yang kurang baik. Lalu bagaimana cara kita mengatasinya? Di mulai dari diri kita sendiri, dan yang paling utama adalah kita harus mendekatkan diri kita kepada agama dan Alah SWT. Karena hanya dengan pendidikan agama yang baik maka insya allah akan terlahir para remaja yang baik pula.
Untuk mewujudkan remaja yang baik tentunya harus ditunjang dengan pendidikan yang baik pula. Tapi kondisi pendidikan Indonesia saat ini arahnya kurang jelas. Kebanyakan pendidikan bukannya membuat para remaja menjadi terdidik justru malah menjadikan remaja kita menjadi korban dan jadi terombang – ambing, hal ini disebabkan karena biaya pendidikan yang mahal. Untuk masuk sekolah dasar saja kita perlu mengeluarkan kocek yang cukup besar yang pada akhirnya pendidikan menjadi tidak merata karena biaya pendidikan yang terlau mahal banyak anak yang putus ekolah atau bahkan tidak bersekolah sama sekali. Mahalnya biaya pendidikan dapat disebabkan berbagai hal salah satunya karena adanya penyelewengan dana pendidikan yang xukup tinggi oleh pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu saat ini rasa hormat dan penghargaan terhadap pendidik baik itu guru maupaun dosen menjadi kurang. Banyak anak didik yang sudah mulai berani membantah perintah guru atau dosennya bahkan sudah tidkj menghargai guru dosen tersebut. Pendidikan kita juga menjadi kurang baik karena kualitas dan kuantitas guru dan dosen yang kurang memadai. Pendidikan kepribadian di beberapa sekolah kurang mendapat perhatian yang serius karena kebanyakan mereka lebih serius menggeluti bidang lain seperti ipa, ips, dan bahasa. Pendidikan kita saat hanya adapt mencetak tukang bukang menghasilkan sesuatu.
Selain itu kondisi masyarakat Indonesia saat ini kebanyakan diantaranya sangat egois hanya mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain dan lebih bersifat individualis tidak ada kemauan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Msyarakat kita juga bersifat matrelialistis hanya memikirkan kekayaan dunia saja yang berujung pada uang, bersifat sekuler, hedonis, krisis akhlak sehingga banyak msyarakat kite yang tidak bermoral, dan hanya menjadikan agama sebagai symbol saja bukan sebagai pegangan hidup.
Hal ini disebabkan oleh bebertapa hal diantaranya oleh masuknya era globalisasi dimana persaingan hidup semakin ketat, universalisme, modernisasi di berbagai bidang, dan kemajuan teknologi yang berkembang pesat. Untuk mengantisipasi hal ini kita harus mempunyai landasan rohani, landasan filsafat dan landasan histori yang baik agar kite adapt menyaring kebudayaan dan gaya hidup yang kurang cocok dengan kepribadian kita.
Makadari itu bangsa Indonesia sudah mulai mencanangkan visi Indonesia 2020 diantaranya yaitu menciptakan masyarakat yang :
a. Religius
b. Demokrasi
c. Kepastian hukum
d. Egalitarian
e. Penghargaan terhadap “human dignity”
f. Kemajuan budaya dan bangsa dalam satu kesatuan
Sekarang kita akan mulai mengulas tentang ilmu sosisl budaya dasar. Pada dasarnya ilmu social dan ilmu budaya dasar dapat kita artikan sebagai sebuah ilmu yang meliputi dan berhubungan dengan kehidupan masyarakat dengan masyarakat sebagai objek yang dipelajarinya dan untuk menunjang hal ini maka diterapkan ilmu budaya yang mempelajari tentang aspek – aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia tersebut, dalam hal ini manusia sebagai makhluk berbudaya (homohumanus) dan masalah – masalah yang menyertai kehidupan manusia tersebut dapat kita namakan humanities yang merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang konsep - konsep yang dapat digunakan untuk masalah – masalah manusia dan kebudayaan.
Penjabaran dari homohomanus dapat kita uraikan sebagai berikut
Homohomanus
1. Manusiawi
Sikap yang menghargai manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat tinggi dengan segala hak – haknya (harus diperlakukan sesuai dengan nilai – nilai kemanusiaan / sesuai dengan fitranhnya makhluk tuhan)
2. Berbudaya
Perilakunya dituntun oleh akal budi sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya dan lingkungannya serta tidak bertentangana dengan kehendak Allah SWT
3. Hhalus
Kehalusan bertingkah laku perbuatan lemah lembut, sopan santun, budi bahasa dan beradab (akhlak)
Halus
Dalam UU No. 20 tahun 2003 berisi fungsi dari pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan dari pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai cultural, dan kemajuan bangsa sebagai suatu kesatuan yang sistemik dengan system terbuka dan multi makna, suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
Tanggung jawab pendidikan masa depan tidak hanya meneruskan nilai – nilai, mentransfer iptek semat tetapi juga melahirkan warga negara berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan. Namun juga mempersiapkan tenaga kerja professional, kompetitif, produktif dalam konteks kehidupan yang dinamis. Serta mengubah system betfikir, sikap hidup dan perilaku berkarya individu maupun kelompok dalam rangka memprakarsai perubahan sosila dan mendorong perubahan ke arah kemajuan, adil dan bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar