Minggu, 27 Maret 2011

ILMU SOCIAL BUDAYA DASAR

Jika kita tinjau keadaan masyarakat kita pada masa sekarang, sebagian besar diantaranya ada hal – hal negative yang dipengaruhi oleh kemajuan iptek dan era globalisasi. Untuk mengantisipasi hal ini kita harus mempunyai dasar ilmu pengetahuan dan ilmu kemandirian yang secara filosofis kemampuan tersebut berupa kemampuan memahami, mamaknai dan mengamalkan nilai – nilai esensial yang ada pada dirinya sendiri baik secara individu, anggota masyarakat, anggota keluarga, warga negara maupun bagian dari alam.

Pada abad ke-20 di amerika dan eropa dari berbagai hasil analisis dapat diperoleh kesimpulan bahwa system pendidikan yang sekuler telah mengahsilkan para ilmuan dan saintis yang handal namun secara kepribadian, mereka kurang memiliki kepribadian yang yang matang.
Laporan 50 tahunan dari Nation Society for the study of education tahun 1958, program studi general education di amerika, dilatarbelakangi oleh empat hal, yaitu:

1. Sebagai reaksi masyarakat terhadap spesialisasi keilmuan yang berlebihan, dimana para spesialis telah mendewakan hasil – hasil temuannya yang menakjubkan, sementara mereka lupa pada nilai – nilai esensial kemanusiaannya.
2. Sebagai reaksi terhadap kepincangan penguasaan minat – minbat khusus dengan perolehan peradaban yang lebih luas.
3. Sebagai reaksi terhadap pengotak – kotakan kurikulum dan pecahnya pengalaman belajar siswa.
4. Sebagai reaksi terhadap formalism dalam pendidikan liberal.

Konsep pendidikan umum atau general education merupakan merupakan sebuah konsep pendidikan yang lebih berperan pada pengembangan kepribadian seseorang yang berkaitan langsung dengan lingkungan, masyarakat dan kehidupannya sendiri. Dalam hal ini general education lebih berperan dalam pembinaan se;uruh aspek kehidupan dari siswa atau mahasiswa itu sendiri. Adapun konsep dari pendidikan umum itu sendiri yaitu merupakan pendidikan yang komprehensif, yaitu mendidik kepala, hati dan tangan jadi sasaran dari pendidikan umum adalah rasio (akal), rasa, dan tingkah laku atau kepribadian seseorang.

Philip H. Phenix (1963:8) merumuskan tujuan dari pendidikan umum yaitu bahwa manusia memiliki kemampuan dalam menggunakan kata, syarat, symbol, isyarat, adapt menerima informasi factual, adapt melakukan dan mengapresiasi objek – objek seni, memiliki kemampuan dan disiplin hidup dalam hubungan dengan dirinya maupun orang lain, cakap dalam mengambil keputusan yang bijaksana, dapat mempertimbangkan antara yang benar dan yang salah serta memiliki pandangan yang integral.

Adapun yang melatar belakangi lahirnya general education yaitu adanya reaksi terhadap kebiasaan, dan kecenderungan dari masyarakat terhadap pemakain dan kemajuan IPTEK sehingga nilai – nilai kemanusiaan sudah mulai luntur dan terabaikan sebagai akibat dari adanya produk system pendidikan modern yang secular yaitu pendidikan yang lebih menekankan pada pengembangan proses spesialisasi daripada pembentukan kepribadian moral dan tingklah laku.

Menurut Philip H. Phenix (1963:6), seharusnya makna esensial bagi mahasiswa itu bahwa mahasiswa tersebut harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
Makan symbolic, yaitu kemampuan berbahasa dan berhitung
Makna empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda – benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris
Makna esthetics, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam
Makna ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk
Makna synoetics, yakni kemampuan berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah
Makan synoptic, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat

Keenam pola tersebut terimhimpun dalam sebuag general education. Di Indonesia general education telah dikolaborasi menjadi MKDU yang terbagi lagi menjadi dua kelompok yaitu MPK (mata kuliah pengembangan kepribadian yang meliputi pendidikan pancasila, pendidikan keagamaa misalnya pada mata kuliah belajar pembelajaran dan perkembangan peserta didik), dan kelompok yang kedua yaitu MBB (mata kuliah berkehidupan bermasyarakat yang meliputi mata kuliah ISD, IBD, IAD yang melebur menjadi mata kuliah ISBD)
Pemetaan aspek pembelajaran dalam kelompok mata kuliah MPK dan MKK (keahlian dan kelimuan) lebih menekankan pada pembelajaran untuk lebih mengembangkan rasa ingin tahu sehingga kita menjadi tahu tentang segala hal, MKB (keahlian berkarya) lenih menekankan pada pembelajaran berfikir sehingga kita menjadi lebih mengerti tentang suatu hal, MPB (perilaku berkarya) lebih menekankan pada proses pembelajarn yang bermakan sehingga kita adapt mengaplikasikan hasil dari psoses pembelajaran itu pada kehidupan kita, MBB (berkehidupan bermasyarakat) lebih menekankan pada pembelajaran yang nyata realisasinya sebab pada mata kuliah ini kita akan belajar bagaimana kita kan hidup berbaur dengan masyarakat yang ada di lingkungan sekitar kita, MPK (mata kuliah pengembangan kepribadian) pada mata kuliah ini kita akan lebih belajar mengenai hal dalam berperilaku dan belajar mengenai moral serta aplikasinya dalam kehidupan kita. Kelompok bahan mata kuliah ini bertujuan untuk menjadikan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan mandiri serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Visi misi dan kompetensi kelompok mata kuliah MBB (berkehidupan bermasyarakat/learning to live together)
Visi
1. Menjadi sumber nilai estetika, moral, etika, dan panduan bagi penyelenggaraan pendidikan dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan kemampuan pemahaman serta penguasaan tentang:
2.Keanekaragaman, kesederajatan dan kemartabatan manusia sebagai individu dan makhluk social di dalam kehidupan bermasyarakat dengan berpedoman kepada kebudayaan melalui pranata pendidikan
3.Tanggung jawab manusia terhadap SDA dan lingkungannya dalam berkehidupan bermasyarakat baik nasional maupun global, yang membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliaannya

Misi MBB
Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat selaku individu, makhluk social yang beradab, bertanggung jawab terhadap SDA dan lingkungannya.

Kompetensi MBB
1. Kompetensi MBB yang dituju adalah agar mahasiswa menguasai kemampuan berfikir rasional, berwawasan luas, berjiwa besar sebagai manusia intelektual beradab dan bermartabat yang bertanggung jawab terhadap:
2. Terwujudnya estetika, etika dan moral atau nilai – nilai budaya bagi keteraturan, kebersamaan dan kesejahteraan hidup bermasyarakat
3. Terpeliharanya SDA dan lingkungannya

Dalam program MBB ini salah satu contoh mata kuliahnya yaitu mata kuliah ISBD, seperti yang telah diuraikan sebelumnya mengenai pengertian ISBD yaitu sebagai integrasi ISD dan IBD memberikan dasar – dasar pengetahuan social dan konsep – konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah social kemanusiaan dan budaya, selanjutnya mahasiswa menjadi lebih bersikap peka dan arif serta bijaksana dalam memecahkan masalah social yang ada. ISBD bukanlah sustu ilmu yang berdiri sendiri melainkan merupakan suatu pengetahuan mengenai aspek – aspek yang paling disarm yang ada di dalam kehidupan manusia sebagai mahkluk social yang berbudaya dan masalah – masalah yang terwujud daripadanya. Usaha pendidikan dalam menelaah masalah social dengan menggunakan fakta, konsep dan teori – teori yang diperoleh dan dikembangkan oleh berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu – ilmu social.

ISBD berfungsi untuk memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep – konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala – gejala social kebudayaan agar daya tanggap, persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan social budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa pada lingkungannya menjadi lebih besar. ISBD perlu diajarkan di perguruan tinggi agar para mahasiswa memiliki tiga jenis kemampuan yang meliputi :

1. Kemampuan personal, diharapkan para ahli dan ilmuwan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukan sikap, tingkah laku, dantindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia, memahami dan mengenal nilai – nilai keagamaan, kemasyarakatan dan kenegaraan,serta memiliki pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi bangsa Indonesia
2. Kemamapuan akademis merupakan kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik lisan maupun tulisan, menguasai peradaban analisis, mampu berfikir kritis, logis, sistematis, analisis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternative pemecahan
3. Kemampuan professional yaitu merupakan kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang bersangkutan, para ahli diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya

Visi ISBD yaitu berkembangnay mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai – nilai estetika, etika dan moral dalm kehidupan bermasyarakat.

Misi ISBD yaitu memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap krtitis, peka dan arif pada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk social yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.

Kompetensi ISBD yaitu agar kita bisa menjadi ilmuwan dan professional yang berfikir kritis, kreatif, sistemik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, estetis serta memiliki apresiasi, kepekaan dan empati social, bersikap demokratis, berkeadaban serta ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah social budaya secara arif.

Tujuan ISBD
1. Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan makhluk social dalam kehidupan bermasyarakat
2. Menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif dalam memahamai keragaman dan kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dal m kehidupan bermasyarakat
3. Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahsiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat,selaku individu dan makhluk social yang berada dalam mempraktikan pengetahuan akademik dan keahliannya
4. Makhluk social yang beradab dalam mempraktekan pengetahuan akademik dan keahliannya

Ada empat landasan yang menjadikan perlunya ISBD diajarkan di perguruan tinggi diantaranya yaitu:
1. Landasan historis, nenek moyang kite merupakan orang yang beragama hal ini terbukti dengan ditemukannya berbagai peninggalan sejarah berupa mesjid, candi, arca, makam, kitab, dll sehingga dengan berbagai peninggalan tersebut kita yang hidup di masa kini diwarisi kebudayaan dan peradaban yang tinggi maka tak jarang jika kita bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, cinta damai, toleran dan gemar bergotong royong.
2. Landasan filosofis, bangsa Indonesia memiliki falsafah hidup berupa pancasila yang terdiri dari lima sila yang isinya yaitu ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh kebijaksanaan dalam kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan kelima sila tersebut maka kita telah mempunyai falsafah hidup yang jelas tinggal kita yang menjalaninya harus dengan sebaik mungkin
3. Landasan yuridis formal diantaranya yaitu :
a) UUD 1945 pasal 30 dan 31
b) UU no 20 th 2003 tentang Sisdiknas
c) Kep.Mendiknas No. 232/U/2000 dan No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti
d) Kep. Dirjen Dikti No. 30/DIKTI/Kep/2003 tentang rambu – rambu Pelaksanaan MPK di perguruan tinggi
e)Surat edaran Dirjen Dikti ? No. 1058/DIKTI/2003 tentang pelaksanaan keputusan dirjen dikti No. 30
f)Kep. Dirjen Fikti : No. 29/DIKTI/Kep/2004 tentang pengangkatan tim Pembina kel MPK dan MBB
4.Landasan pedagogis diantaranya yaitu :
a)Mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya, dalam hal ini diperlukan suatu proses secara terencana, terus – menerus dan berkesinambungan yang disebut dengan proses pendidikan
b)Kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat perlu adanya pewarisan pengetahuan, nilai religi dan sosila budaya
c)Dalam pergaulan global perlu mempertahankan jati diri sebagai bangsa yang beragama dan bermartabat

Manusia sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari kata in devided yang berarti tidak terbagi atau satu kesatuan, dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti yang tak terbagi, jadi merupakan suatu kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas. Manusia sebagai makhluk individu bermakan tidak terpisahkan antara jiwa dan raganya, sebagai makhluk individu manusia sejak lahir memiliki kelengkapan fisik tidak berbeda dengan hewa, namun manusia mempunyai kesatuan jiwa dan rohani yang berbeda dengan hewan sehingga manusia lebih unggul dalam melakukan berbagai aktifitas dan fikiran serta akal dibandingakan dengan hewan.

Pada dasarnya manusia berbeda dengan hewan. Dalam melakukan suatu kegiatan manusia tidak hanya mendandalkan fisik saja tapi juga didorong oleh akal sebab manusia selain sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk yang berbudaya, beda dengan hewan yang melakukan suatu akegiatan yang hanay didukung oleh fisik saja karena hewan buka merupakan makhluk yang berbudaya. Misalnya ketika minum air manusia terlebih dahulu memasaknya hingga matang dan dapat dikonsumsi dengan berbagai kemasan dan bentuk sedangkan hewan makan dan minum seadanya tanpa diolah terlebih dahulu.

Selain sebagai maklhuk yang berbudaya manusia juga memilki personality atayu kepribadian. Personality merupakan susunan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap – tiap individu. Personality juga dapat diartian sebagai ciri – ciri watak seorang individu yang konsisten, yang memberikan kepadanay suatu identitas sebagai individu yang khas. Jadi menurut kedua teori ini kepribadian seseorang adapt berubah atau bersifat konstan atau tetap.

Personality dipengaruhi oleh berbagai unsusr diantaranya yaitu :
1. Pengetahuan, merupakan segala sesuatu yang kite ketahui sebagai hasil dari penggunaan panca indra,dalam hal ini hasil dari penggunaan panca indra adapt berupa penciuman, penglihatan, pendengaran, peraba, dan perasa yang diolah menjadi susunan yang dipancarkan dan diproyeksikan menjadi penggambaran tentang lingkungan tadi sebagai seluruh proses akal manusia yang sadar. Pengetahuan dapat diperoleh dari berbagai hal yaitu :
a) Apersepsi, merupakan penggambaran oleh manusia dengan menggunakan alat indranya yang diolah oleh akal fikir kemudian digabung dengan penggambaran lama lalu diproyeksikan sebagai penggambaran baru dengan pengertian baru.
b) Pengamatan, suatu proyeksi adapt terpusat pada suatu hal yang menarik sehingg kita kan lebih terpusat pada hal bagian khusus itu,pemusatan akal yang lebih intensif kite namakan pengamatan.
c) Konsep, merupakan penggabungan dengan membandingkan bagian – bagian dari suatu ppenggambaran dengan bagian – bagian dari suatu penggambaran lain yang sejenis. Dengan proses akal, kemampuan manusia untuk membentuk suatu penggambaran yang abstrak yang dalam kenyataannya belum ada, jadi konsep adapt diartkan sebagai penggambaran yang abstrak terhadap suatu hal / objek.
d) Fantasi, dalam pengamatan ada penggambaran yang ditambah – tambahkan, dibesarkan, dikurangi, dikecilkan pada bagian – bagian tertentu ada pula yang digabungkan dengan penggambaran lain menjadi penggambaran yanag lain yang dalam kenyataannya tidak ada penggambaran yang tidak realistik. Fantasi ada yang bersifata sub-conscious (bawah sadar) dan unconscious (tak sadar), segala unsur – unsur pengetahuan tadi seringkali hilang dalam kesadaran manusia akibat larut dan terpecah – pecah yang disebabkan akal sadar individu tidak lagi menyusun dan menatanya. Hal ini lebih dipertegas lagi dalam lingkaran konsentrikal menurut Francis HSU, lingkaran konsentrikal terdiri dari 7 lapisan,lapisan terdalam yaitu tak sadar, lapisan kedua bawah sadar, lapisan ketiga kesadaran yang tidak dinyatakan, lapisan ke empat kesadaran yang dinyatakan, lapisan kelima lingkungan hubungan karib, lapisan ke enam lingkungan hubungan karib, lapisan ketujuh lingkungan hubungan berguna dan lapisan terluar dunia luar.
2. Perasaan merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karenba pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif atau negative.
3. Drive (dorongan) adapt dikategorikan menjadi 7 unsur yaitu
a) Dorongan untuk mempertahankan hidup. Sebagai makhluk hidup tentunya kita memerlukan berbagai kebutuhan yang agar kita bisa mempertahankan kehidupan kita. Misalnya saja kebutuhan berupa sandang dan papan.
b) Sex. Untuk meneruskan hidup tentunya kite memerlukan ketururunan dan kite harus berkembang biak makadari itu kebutuhan sex merupakan kebutuhan pokok kita dalam kehidupan.
c) Mencari makan, agar kita mempertahankan hidup kita perlu asupan makan yang cukup agar tubuh kita kuat untuk menjalani segala rutinitas sehari - hari
d) Berinteraksi, manusia tidak hanya sebagai makhluk individu saja tetapi juga sebagai makhluk social karena manusia tidak dapat berdiri sendiri makadari itu manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya agar manusia dapat hidup di lingkungannya dengan baik.
e) Meniru, hal ini dilakukan manusia agar manusia tersebut bisa hidup menjadi lebih baik, misalnya saja dalam segi pekerjaan ada seseorang yang membuat pakaian dengan model tertentu lalu ada orang lain yang meniru modelnya tapi ditambah dengan bebagai motif dan ornament tertentu sehingga meskipun pakaian buatannya hasil dari meniru karya orang lain namun karyanya tidak sama persis.
f) Berbakti merupakan salah satu hal yang menjadi unsur dalam dorongan. Dengan berbakti kita bisa menjalani hidup ini dengan baik misalnya dengan kita berbakti pada orang tua, berbakti pada agama dan berbakti pada negara.
g) Keindahan. Dengan keindahan kita bisa menikmati hidup keindahan terdiri dari berbagai hal misalnya keindahan alam, keindahan hidup dan keindahan laninnya.

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia membutuhkan orang lain untuk menjalani kehidupannya. Manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain dan akan selalu bergantung pada orang lain.
Manusia dikatakan makhluk social disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
1. Manusia tunduk pada aturan dan norma social
2. Perilaku mansia mengharapkan penilaian daro orang lain
3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah – tengah manusia

Peranan manusia sebagai makhluk individu dan makhluk social yaitu sebagai makhluk individu manusia mempunyai harkat dan martabat yang mulia. Dalam berbagai kelompok social ini, manusia membutuhkan norma – norma pengaturannya dalam dimensi social muncul kewajiban dasar manusia. Kewajiban dasar manusia adalah menghargai hak dasar orang lain serta mentaati norma – norma yang berlaku di masyarakatnya. Adapun norma – norma yang berlaku di masyarakat terdiri dari norma agama yaitu norma yang berasal dari Allah SWT yang diperuntukan bagi umatnya agar umatnya senantiasa mentaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Selanjutnya ada norma kesusilaan atau norma moral yang bersumber dari hati manusia yang mengajak pada kebaikan dan menjauhi kejahatan. Norma moral bertujuan agar manusia memiliki kepribadian yang bagus dan bermoral tidak menjadi orang yang tidak bermoral. Lalu terdapat norma kesopanan atau adat istiadat yang bersumber dari msyarakat dan berlaku di lingkungan masyarakat itu sendiri yang menyangkut kehidupan msyarakat itu sendiri dengan tujuan agar tercipta suatu keharmonisan antar sesama. Yang terakhir ada norma hukum yang dibuat oleh masyarakat secara resmi atau oleh negara yang sifatnya memaksa dan berisi tentang perintah dan larangan.

Sebagai makhluk social menjalankan peran – peran sebagai berikut :
1. Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok
2. Membentuk kelompok – kelompok social
3. Menciptakan norma – norma social sebagai pengaturan tertib kehidupan kelompok

Manusia sebagai makhluk social memiliki implikasi – implikasi :
1. Kesadaran akan ketidakberdayaan manusia bila seorang diri
2. Kesadaran untuk senantiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain
3. Penghargaan akan hak – hak orang lain
4. Ketaatan terhadap norma – norma yang berlaku

Manusia sebagai Makhluk Politik

Sebagai makhluk politik manusia memiliki strategi khusus untuk mempertahankan kehidupannya, sehingga terbentuklan berbagai organisasi dalam kehidupan manusia akibat adanya watak agresif yang dimiliki oleh manusia. Yang mengakibatkan adanay persaingan hidup diantara manusia dan adanya keinginan untuk mengalahkan atau lebih unggul dari orang lain inilahyang dinamakan politik. Dengan politik manusia bisa menyusun sebuah stratregi atau rencana dalam bertindak makadari itu manusia tidak bisa lepas dari politik sehingga manusia dinamakan makhluk politik. Sebagai makhluk politik manusia mempunyai keinginan – keinginan dan adanya penentuan atas piliha – pilihan dalam menjalani hidupnya. Dengan keinginan yang sama setiap manusia akan berusaha untuk mewujudkan keinginannya itu maka dalam hal ini manusia memainkan perannay sebagai makhluk politik untuk memilih dan menentukan cara untuk merealisasikan keinginannya tersebut.

Manusia sebagai Makhluk Ekonomi

Ekonomi merupakan salah satu ilmu social yang mempelajari aktifitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa. Untuk memenuhi kebutuhannya, maka manusia melakukan berbagai kegiatan dan usaha yang sesuai dengan kemampuannya hal ini menjadikan manusia sebagai makhluk ekonomi (homo economicus). Kebutuhan manusia sebenarnya tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan sangatlah terbatas oleh karena itu kita haruslah bijaksana dalam memenuhi setiap kebutuhan kita oleh karena itu kita perlu mencari alternative lain agar kebutuhan kita dapat terpenuhi. Sebagai manusia yang bermoral kita harus menggunakan sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan kita dengan sebaik mungkin sesuai dengan norma – noram yang berlaku di masyarakat baik itu norma agama, norma social dan norma lainnay sehingga kita tidak merugikan orang lain serta menjaga kelestarian lingkungan.

Manusia sebagai Makhluk Psikologi

Manusia adalah makhluk psikogi yang memiliki bawaan universal unik dan terus dikaji oleh para ahli humaniora. Sebagai manusia terkadang kita lupa fungsi kemanusiaan yang berada dalam diri kita sehingga kita layak disebut manusia. Manusia adalah insan bila dilihat dari sudut pandang psikologinya karena insan dalam bahasa arab berasal dari tiga kata yaitu uns yang bermakna mesra, harmoni, jinak, dan tampak lalu nasa yanusu yang bermakna terguncang dan stress terakhir nasiya yansa yang bermakna lupa. Bila disatukan ketiga kata tadi memiliki definisi bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki harmoni jiwa, cinta, jinak, terkadang stress dan sering lupa. Kita mungkin sering mendapati manusia dalam dua bentuk yaitu manusia bijak dan manusia jahat. Kite pun pernah mengalami ketertarikan atau bahkan sesekali kita menginginkan sesuatu yang berunsur karakter hewan, maka dari itu sebagai makhluk psikologi kita harus mencari solusi dari berbagai masalah ini.

Sabtu, 05 Maret 2011

Ilmu Sosial Budaya Dasar

Sebelum kita mempelajari tentang ilmu sosial budaya dasar, akan lebih baik jika kita melakukan berbagai teknik dan metode agar kita dapat melakukan proses belajar dan pembelajaran yang bermakna. Ketika kita akan memulai suatu proses pembelajaran maka kita perlu menerapkan konsep 5 M yang dapat membantu kita dalam proses belajar tersebut. Adapun 5 M itu diantaranya adalah:
1. Mengetahui
2. Mengerti
3. Memahami
4. Menghayati
5. Mengamalkan (aktualisasi diri)

Dengan menerapkan konsep 5 M tersebut diharapkan kita akan menjadi :
1. Manusia yang unggul (cerdas) secara intelektual
2. Anggun secara moral
3. Kompeten menguasai iptek
4. Memiliki komitmen tinggi untuk berbagai peran sosial

Dengan konsep 5 M diatas, kita sebagai seorang calon sarjana diharapkan memiliki tiga jenis kemampuan diantaranya yaitu :
1. Kemampuan personal/personality, kemampuan kepribadian. Seorang sarjana yang baik tentunya harus ditunjang dengan kepribadian dan tingkah laku yang baik pula, karena seorang sarjana merupakan orang – orang yang terpelajar dan berpendidikan tinggi tentunya kepribadian kita harus sesuai, sehingga kita dapat mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Mulai dari tingkah laku, cara berbicara dan lain sebagainya kita harus mencerminkan orang yang terpelajar kita harus senantian berlaku baik agar pandangan orang lain kepada kita juga akan baik pula. Di masyarakat kita juga perlu sosialisasi yang baik agar kita dapat bermasyarakat dengan baik pula selain itu kita juga harus tahu dan mengerti serta memahami adat istiadat dan kebiasaan di masyarakat kita. Tak lupa kita juga harus mengerti dan memahami tentang nila- nilai agama serta nilai – nilai kenegaraan agar kita menjadi warga negara Indonesia yang seutuhnya.

2. Kemampuan akademik, kemampuan komunikasi ilmiah, lisan dan tulisan, berfikir logis, kritis, sistematik analitik (rasional, empiris, general/umum, sistematis, metodologis, akumulatif). Seorang sarjana pasti memilki tingkat pendidikan yang tinggi, hal ini harus ditunjang oleh kemampuan baik secara akademis maupun kemampuan komunikasi yang baik pula. Rasanya sangat lucu jika seorang sarjana yang pada dasarnya memilki tingkat pendidikan yang baik tidak memilki kemampuan akademik dan kemampuan komunikasi yang baik pula, lalu sebenarnya apa yang dicari dan diperoleh seorang sarjana ynag semacam itu?tentunya kita tidak ingin menjadi sarjana yang demikian karena perjuangan kita selama kita kuliah tidak menghasilkan apa – apa.

3. Kemampuan professional, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya. Arti professional disini dapat diartikan bahwa srjana yang baik harus mampu bertanggung jawab dan mampu melaksanakan profesi yang digelutinya secara baik dan benar, misalnya saja kita mahasiswa STKIP menjadi sarjana pendidikan itu harus mampu melaksanakan tugas kita sebagai seorang pendidik dengan sebaik mungkin tidak hanya ingin memperoleh gajinya saja karena kita tergiur dengan gaji guru yang baik.

Untuk mencapai semua itu tentunya kita harus mengalami sebuah proses dan berusaha keras untuk mewujudkannya. Salah satu bentuk untuk melakukan hal itu kita dapat menentukan stratifikasi sosial yang kita tempati. Adapun stratifikasi social tersebut yaitu :
a. Upper class
b. Middle class
c. Lower class

Sebagai seorang mahasiswa tentunya kita harus yakin bahwa kita berada pada tingkatan upper class, sebab di mata masyarakt umum kita sebagai mahasiswa dipandang sebagai manusia yang berpendidikan tinggi dan berwawasan luas serta mampu bersaing dengan bangsa lain sehingga kita dapat menjadikan bangsa Indonesia menjadi lebih baik lagi makadari itu, kita harus bisa membuktikan bahwa kita memang pantas berada pada tingkatan upper class yang merupakan tingkatan teratas pada stratifikasi sosial.

Berbicara mengenai stratifikasi social maka kita tidak terlepas dari istilah rural community dan urban community. Yang dimaksud rural community adalah kelompok masyarakat yang hidup atau berpikiran seperti orang desa atau orang – orang pelosok dan yang dimaksud urban comunity adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai jalan pikiran yang bersifat hidup modern layaknya orang yang hidup di perkotaan.
Dengan adanya kedua istilah ini maka akan terbentuk sebuah penilaian sosial terhadap masing – masing individu. Orang yang hidup di pedesaan bukan berarti pemikiran atau cara hidup mereka layaknya rural community tapi bisa saja mereka mereka termasuk kelompok urban community, begitupun sebaliknya terjadap masyarakat yang hidup di perkotaan tidak semuanya mereka dapat kita golongkan pada kelompok urban community dengan alasan mereka hidup di perkotaan, tapi bisa saja mereka yang hidup di perkotaan bisa kita kelompokan kedalam rural community. Apalagi dewasa ini di daerah pedesaan kehidupannya sudah mulai maju dan modern. Banyak daerah – daerah pelosok yang sudah dapat kita jangkau dengan memakia kendaraan sehingga banyak orang yang mausk dan lambat laun pengaruh berdatanggannya orang – orang tersebut akan membawa perubahan pada pola pikir masyarakat setempat Karena proses sosialisasi dan pergaulan yang terjadi.

Berbicara mengenai penilaian social dan pergaulan msyarakat, disini akan disebutkan beberapa perbedaan dan persamaan antara manusia barat dan manusia timur.

PERBEDAAN MANUSIA BARAT DAN MANUSIA TIMUR
Manusia Barat
Pengetahuan Mengutamakan akal sebagai alat penalaran dan memperoleh pengetahuan. Abstraksi penting dalam memahami hidup. Pengetahuan berguna untuk menguasai dunia Mengutamakan hati yang merupakan alat pemersatu akal dan intuisi atau intelegensi dan perasaan. Menekankan pada symbol yang sifatnya konkret.
Cita – cita hidup Manusia barat mempunyai sikap aktif, mereka aktor dari kehidupan dan terus berpetualang dalam hidupnya Nilai tertinggi dari hidup datang dari dalam, menerima keadaan, mengumpulkan pengalaman, mengintegrasikan diri dan waktu demi kesempurnaan
Status persona Menghargai hak individu sehingga membentuk pribadi yang percaya diri, terus terang, realistis, dan “berani menjadi” Keberadaan manusia baru berarti apabila ia tidak memisahkan diri dari masyarakat dan berfikir secara social-keloktif

Manusia timur
Pengetahuan berguna untuk menjadi bijaksana dalam menghadapi hidup yang sulit
Sikap terhadap alam Mempunyai motivasi untuk menguasai alam, karena manusia barat berjarak dengan alam. Muncul eksploitasi dan ekspansi Menghormati alam karena menganggap alam dan manusia merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan (holistik) sehingga muncul harmonisasi

Persamaan manusia barat dan manusia timur
1. Mengakui adanya suatu yang absolut yang merupakan sumber dari segala sesuatu.

2. Sama – sama menghadapi pertanyaan dasar tentang manusia dan mempunyai wawasan yang sama tentang dimana manusia dapat menemukan pemenuhannya.

Sekarang kita beralih untuk membicarakan mengenai potret buram generasi saat ini, tapi sebelumnya kita harus tahu bagaimana kondisi remaja di masa Rosululah SAW. Kondisi remaja di masa Rosululah SAW kebanyakan dari mereka menjadi pengikut dan pendakwah islam karena pada masa itu mungkin belum terlalu banyak kebudayaan asing yang masuk dan pergaulan pun masih bisa dikendalikan sebab remaja saat itu lebih mementingkan pada tabligh agama islam. Adapun nama – nama remaja tersebut adalah :
1) Ali bin abi Thalib (8 tahun)
2) Zubair bin Al-Awwam (8 tahun)
3) Thalhah bin ‘Ubaidillah (11 tahun)
4) Arqam bin Abi Al-Arqam (12 tahun)
5) Abdullah bin Mas’ud (14 tahun)
6) Said bin Waqash (17 tahun)

Itu merupakan konsisi remaja di masa Rosululah SAW, lalu bagaimana kondisi remaja kita saat ini? Tentu banyak sekali jawaban yang adapt kita berikan atas pertanyaan ini, namun kebanyakan jawaban kita bersifat negatif karena remaja kite saat ini sudah mulai terpengaruh kebudayaan asing yang kebanyakan tidak sesuai dengan adat ketimuran kita sehingga banyak diantara remaja kita yang terjerumus ke alam dan pergaulan yang kurang baik. Kita bisa lihat bahwa dewasa ini di kalangan remaja sering sekali terjadi tawuran baik di tingkat SMA sampai tingkat perguruan tinggi, bahkan ada diantaranya yang tawuran satu universitas antatar fakultas.

Jika kita telisik penyebab dari adanya tawuran ini tidaklah begitu rumit kebanyakan hanya salah paham saja yang berujung bentrokan. Salah satu pemicu adanya tawuran ini adalah terbentuknya sebuah geng motor yang sedang tenar di kalangan remaja. Terbentuknya geng motor ini kebanyakan membawa dampak negative bagi remaja karena tak jarang terjadi bentrok antar sesama geng motor hingga berujung pada kematian dan meresahkan banyak warga. Tak hanya disini remaja kita saat ini pun banyak yang putus sekolah karena berbagai alasan mislanya alas an ekonomi karena biaya pendidikan di negara kita ini sebenarnya sangatlah mahal sehingga banyak anak yang putus sekolah akibatnya anak – anak tersebut menjadi gelandangan dan anak jalanan di daerah perkotaan. Karena kurangnya pembinaan tak jarang dari mereka yang bersikap brutal bahkan ada yang nekad sampai mencuri dll. Selain itu banyak remaja kite yang terjerat kasus kriminal seperti penyalahgunaan narkotika dan minuman keras bahkan pengerdar ganja. Bahkan dewasa ini sering sekali terjadi pelecehan terhadap kaum hawa seperti pemerkosaan dll.

Lalu mengapa semua ini bisa terjadi? Sebenarnya kondisi ini harus menjadi tanggung jawab kite semua karena remaja merupakan generasi penerus bangsa kita di masa depan, jika keadaan remajanya seperti ini apa kata dunia???jika kita telusuri sebenarnya yang menjadi akar dari permasalahan ini adalah masalah moral yang kurang baik. Lalu bagaimana cara kita mengatasinya? Di mulai dari diri kita sendiri, dan yang paling utama adalah kita harus mendekatkan diri kita kepada agama dan Alah SWT. Karena hanya dengan pendidikan agama yang baik maka insya allah akan terlahir para remaja yang baik pula.

Untuk mewujudkan remaja yang baik tentunya harus ditunjang dengan pendidikan yang baik pula. Tapi kondisi pendidikan Indonesia saat ini arahnya kurang jelas. Kebanyakan pendidikan bukannya membuat para remaja menjadi terdidik justru malah menjadikan remaja kita menjadi korban dan jadi terombang – ambing, hal ini disebabkan karena biaya pendidikan yang mahal. Untuk masuk sekolah dasar saja kita perlu mengeluarkan kocek yang cukup besar yang pada akhirnya pendidikan menjadi tidak merata karena biaya pendidikan yang terlau mahal banyak anak yang putus ekolah atau bahkan tidak bersekolah sama sekali. Mahalnya biaya pendidikan dapat disebabkan berbagai hal salah satunya karena adanya penyelewengan dana pendidikan yang xukup tinggi oleh pihak – pihak yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu saat ini rasa hormat dan penghargaan terhadap pendidik baik itu guru maupaun dosen menjadi kurang. Banyak anak didik yang sudah mulai berani membantah perintah guru atau dosennya bahkan sudah tidkj menghargai guru dosen tersebut. Pendidikan kita juga menjadi kurang baik karena kualitas dan kuantitas guru dan dosen yang kurang memadai. Pendidikan kepribadian di beberapa sekolah kurang mendapat perhatian yang serius karena kebanyakan mereka lebih serius menggeluti bidang lain seperti ipa, ips, dan bahasa. Pendidikan kita saat hanya adapt mencetak tukang bukang menghasilkan sesuatu.

Selain itu kondisi masyarakat Indonesia saat ini kebanyakan diantaranya sangat egois hanya mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain dan lebih bersifat individualis tidak ada kemauan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Msyarakat kita juga bersifat matrelialistis hanya memikirkan kekayaan dunia saja yang berujung pada uang, bersifat sekuler, hedonis, krisis akhlak sehingga banyak msyarakat kite yang tidak bermoral, dan hanya menjadikan agama sebagai symbol saja bukan sebagai pegangan hidup.

Hal ini disebabkan oleh bebertapa hal diantaranya oleh masuknya era globalisasi dimana persaingan hidup semakin ketat, universalisme, modernisasi di berbagai bidang, dan kemajuan teknologi yang berkembang pesat. Untuk mengantisipasi hal ini kita harus mempunyai landasan rohani, landasan filsafat dan landasan histori yang baik agar kite adapt menyaring kebudayaan dan gaya hidup yang kurang cocok dengan kepribadian kita.

Makadari itu bangsa Indonesia sudah mulai mencanangkan visi Indonesia 2020 diantaranya yaitu menciptakan masyarakat yang :
a. Religius
b. Demokrasi
c. Kepastian hukum
d. Egalitarian
e. Penghargaan terhadap “human dignity”
f. Kemajuan budaya dan bangsa dalam satu kesatuan

Sekarang kita akan mulai mengulas tentang ilmu sosisl budaya dasar. Pada dasarnya ilmu social dan ilmu budaya dasar dapat kita artikan sebagai sebuah ilmu yang meliputi dan berhubungan dengan kehidupan masyarakat dengan masyarakat sebagai objek yang dipelajarinya dan untuk menunjang hal ini maka diterapkan ilmu budaya yang mempelajari tentang aspek – aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia tersebut, dalam hal ini manusia sebagai makhluk berbudaya (homohumanus) dan masalah – masalah yang menyertai kehidupan manusia tersebut dapat kita namakan humanities yang merupakan pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang konsep - konsep yang dapat digunakan untuk masalah – masalah manusia dan kebudayaan.
Penjabaran dari homohomanus dapat kita uraikan sebagai berikut

Homohomanus
1. Manusiawi
Sikap yang menghargai manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat tinggi dengan segala hak – haknya (harus diperlakukan sesuai dengan nilai – nilai kemanusiaan / sesuai dengan fitranhnya makhluk tuhan)

2. Berbudaya
Perilakunya dituntun oleh akal budi sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya dan lingkungannya serta tidak bertentangana dengan kehendak Allah SWT

3. Hhalus
Kehalusan bertingkah laku perbuatan lemah lembut, sopan santun, budi bahasa dan beradab (akhlak)
Halus

Dalam UU No. 20 tahun 2003 berisi fungsi dari pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan dari pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dalam penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, menjunjung tinggi HAM, nilai keagamaan, nilai cultural, dan kemajuan bangsa sebagai suatu kesatuan yang sistemik dengan system terbuka dan multi makna, suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran.

Tanggung jawab pendidikan masa depan tidak hanya meneruskan nilai – nilai, mentransfer iptek semat tetapi juga melahirkan warga negara berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan. Namun juga mempersiapkan tenaga kerja professional, kompetitif, produktif dalam konteks kehidupan yang dinamis. Serta mengubah system betfikir, sikap hidup dan perilaku berkarya individu maupun kelompok dalam rangka memprakarsai perubahan sosila dan mendorong perubahan ke arah kemajuan, adil dan bebas.